Kampung Lumbung, an Eco Hotel at Batu


Kangen liburan dan kami memutuskan untuk menghabiskan 4D3N di Kota Batu dan Malang. Berpergian dengan Aks sekarang tidak terlalu merepotkan. Dia sudah bisa diajak kerjasama.
Kami menuju Malang menggunakan Batik Air. Ini baru kali pertama. Berangkat dan pulang tidak mengalami delay sama sekali. Bahkan cenderung sampai tujuan lebih dahulu dari waktu yang ditentukan. Sebuah kemajuan untuk Lion Group. Sepanjang perjalanan Aks juga merasa terhibur dengan TV layar sentuh yang menyediakan film dan musik. Sayang, film untuk anak-anak tidak tersedia.

Sampai di Bandar Udara Abdulrachman Saleh, kami memutuskan untuk naik taksi bandara, yang dikelola oleh TNI AU, menuju Kota Batu. Beruntung kami mendapatkan eks-tentara yang ramah, pak Tiono. Dari bandara menuju Kota Batu dengan jarak tempuh 23km kami membayar 165ribu. 

Diliburan ini, kami memang memutuskan untuk tinggal di Kota Batu ketimbang Malang. Karena tempat-tempat yang ingin kami kunjungi lebih banyak berada di sana. Tibalah kami di Kampung Lumbung. Gak bisa menyembunyikan wajah norak dan jatuh cinta sekaligus pas sampai di sana. Walaupun sebelum berangkat aku sempat browsing di Google dan cek-cek Instagram tentang tempat ini, tetap aja amazed. Aks juga terlihat senang, dia lari-lari-naik-turun.


Furniture di setiap sudut hotel dibuat dari kayu bekas yang sudah lama. Rasanya mau bawa pulang semuanya ke rumah. Meja, kursi, lemari, rak, tatakan, sampai bingkai. Soooo rustic. Kami menginap di kamar superior, dengan harga 500rb/malam. Sebanding dengan yang kami terima. Kamar yang cukup untuk kami bertiga, pemandangan matahari terbit, udara segar, dan suara merdu dari jangkrik dan kepodang. Itu yang selalu bikin aku ingin keluar sejenak dari Jabodetabek. 





Sarapan di Joglo House, yang dibangun kembali dari 1818 dengan pemandangan bukti menambah nafsu makan. Karena konsep hotelnya yang eco friendly, jadi sarapan disajikan ala carte, tidak buffet seperti hotel-hotel yang pernah aku kunjungi. Mengurangi kemungkinan makanan terbuang. Mie gorengnya juara.



Mandi di sini mengingatkan aku kembali ke Sukabumi waktu kecil dulu. Mandi pakai air langsung dari mata air. Berenang juga demikian, 100% pure spring water. Sambil menyelam minum air bisa kamu lakukan di sini.


Lokasi Kampung Lumbung ini agak masuk dari jalan raya, sekitar 50 m. Kita harus melewati beberapa rumah warga dan sebuah puskesmas. Menurutku itu salah satu kelebihannya juga, apalagi liburan sambil bawa anak kecil. Dari Kampung Lumbung menuju pusat wisata Kota Batu hanya 3 km saja. Kami menyewa motor untuk mencapai Alun-alun Batu, BNS, Museum Angkut, dan Jatim Park 2

Kalau kamu mau coba menginap di Kampung Lumbung, langsung saja hubungi mereka, tanpa perlu pihak ketiga sebagai perantara diantara kalian. Selamat berlibur dengan hijau dan sejuk!


Komentar

Postingan Populer