ketika "speaker" angkat bicara

Aku speaker, dan teman terdekat aku Monitor.
si Monitor enak penuh warna, ya walaupun kita sama-sama hitam, tapi si monitor hebat bisa berubah-ubah warna, mungkin itu juga yang bikin nyit2 (panggilan pemilik kami) betah mandangin si monitor.

si keyboard juga paling disayang kayanya, setiap hari dia selalu di "tekan..tekan..tekan..dan tekan.." enak kali ya kalau ditekan setiap saat, sedangkan aku ditekan hanyak di awal minggu dan di akhir weekdays. Mungkin juga tubuhnya tidak penuh debu seperti tubuh aku.

Kadang ketika dia fokus, matanya tak akan beranjak dari monitor dan jari jemarinya tetap menari di atas keyboard.

Tapi aku yakin, dia pasti akan terus mendengarkan suaraku. bahkan suaraku yang merdu ini mampu menambah kefokusan dia. Biasanya sehabis dia kerja dari luar kota (yang pasti ditambah dengan liburan disana) dia akan mengerjakan laporan keuangan luar kota, naaaah biasanya yang aku sajikan adalah lagu-lagu penyemangat seperti All American Reject, Superglad, sampai Kelelawar Malam. Kalau aku sudah mengeluarkan suara vocalist Kelelawar malam berarti dia sudah stress tingkat tinggi, dan dia pasti langsung head bang depan si Monitor. Ga tau deh monitor bbisa cium wangi rambutnya atau ga, abis posisi aku dibelakang monitor jadi kalau aku sih ga kecium.

Walaupun si Monitor tahu lagu kesukaan nya dia, aku lah yang akan tetap bernyanyi untuk dia. The Beatles, itu band kesukaannya dia, bahkan aku hafal semua lagu-lagunya mereka. Aku paling sering nyanyiin lagu "If I Fell" dari band legendaris itu. Entah kenapa dia suka banget lagu itu, tapi aku juga suka kok menyanyikannya.

Padahal ada speaker monitor kantor yang ga pernah berhenti sebelum jam 12 malam, dan dia bentuknya lebih besar, tapi aku dan saudara kembar siamku yakin kami pasti paling didengar oleh dia, habisnya si speaker monitor kadang mengeluarkan suara yang ga banget. uuppsss!

Aku dan saudara kembar siamku tetap kompak untuk menyenangkan dia, yaaa walaupun dia jarang nyentuh kami, apalagi saudara kembarku yang ga pernah disentuh aku.

Aku sih berharap dia akan lebih sering menyentuh aku, atau at least lebih lama menyentuh aku, dengan membersihkan debu yang sudah menumpuk di tubuh aku dan saudara kembarku. Supaya kami lebih sehat dan terus bisa bersenandung untuk dia, si kalkulator, si file holder, si kalender, si telepon, si mouse, si monitor, si keyboard, atau bahkan penghuni negara tetangga kami.

Komentar

Postingan Populer