Suku Bajo Desa Wawatu

Waktu perjalanan menuju Pulau Kartika di Konawe Selatan, kami nyebrang melalui dermaga yang berada di desa Wawatu, Moramo Utara. Dermaga itu sangat sederhana, jembatannya pun mulai bolong-bolong. Dermaga itu menjadi pangkalan bagi kapal nelayan suku Bajo di sana. Harus ekstra hati-hati untuk melewati jembatan tersebut.


Perempuan dan anak-anak suku Bajo di sana memiliki pekerjaan sebagai pemecah batu. Untuk satu trolley batu yang sudah dipecah dibandrol 5000 rupiah. Tidak pantas, tentu saja. Sedangkan masih banyak yang kerjanya santai banget, tapi gajinya diatas 5jt rupiah setiap bulannya.




ini suasana depan dermaga, anak kecil itu pun semangat memecah batu. Hanya tangan kanannya yang dilindungi (hanya) sarung tangan lusuh.

Sekembalinya kami dari Pulau Kartika kami harus berjalan dari tengah pantai karena air surut. Air laut stinggi lutut orang dewasa, dan didasarnya terdapat karang-karang yang tertimbun lumpur laut. Jadi setiap kita menginjakan kaki akan bunyi blenyek-blenyek. Karena untuk naik ke dermaga awal agak jauh, akhirnya aku dan beberapa kawan memutuskan untuk numpang lewat di jalan perumahan suku Bajo tersebut. Kayu-kayu berderit setiap diinjak. Kayu yang dipaku seadanya. Tinggi jembatan sekitar 2 meter. Hanya bisa dilalui 1 orang. Setiap rumah gak punya listrik. Kebayang?

(Pe)rumah(an) suku Bajo

Travel can be one of the most rewarding forms of introspection.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer