Raden Saleh
Di Galeri Nasional lagi ada pameran "Raden Saleh dan Awal Seni Lukis Modern Indonesia" dari tanggal 3 - 17 Juni 2012.
Minggu malam sehabis menikmati seafood Kalimati yang "rasa restaurant, tempat dan harga kaki lima" itu berangkat lah gue dengan seorang teman ke Galeri Nasional. Kami berdua sama sekali tidak mengerti tentang lukisan, tapi bukan berarti kami tidak boleh menikmati kan?
Lukisan Raden Saleh yang gue tahu dan terkenal adalah yang berjudul "Penangkapan Pangeran Diponegoro", itu juga karena gue tahu karena lukisan itu ada di buku paket waktu gue SD. Dan seinget gue, ada 3 wajah Raden Saleh dalam lukisan tersebut.
Satu persatu teruslah gue berjalan menikmati lukisan karya Raden Saleh. Ada lukisan musim dingin di Belanda, rumah pinggir danau khas Eropa pada masa itu, dan Singa yang sedang memamerkan taringnya. Selain lukisan, dipamerkan juga sketsa-sketsa beliau. Dari semua lukisan Raden Saleh, yang bikin gue bertanya-tanya adalah lukisan yang berjudul
Di lukisan itu terlihat dengan jelas, buntut kuda yang sangat hampir rata.
pertanyaannya adalah, apakah pada jaman itu ada tukang cukur buntut kuda? atau ada ritual apa yang membuat kuda tersebut harus digunting rata pada ujung buntutnya? atau kah memang dari lahir si kuda itu sudah rata buntutnya??
Sayangnya gue tidak menemukan kertas laminating berisi sejarah lukisan itu.
Lalu lukisan selanjutnya berhasil menarik hati gue adalah lukisan ini:
Sayang, gue lupa apa judul lukisan ini. Tapi kalau boleh gue ren-named itu lukisan, gue akan beri nama "Dia Kebo Bule", ternyata pada masa itu Kebo Bule tidak hanya jalan keliling ketika malam 1 Suro saja, bahkan dia jalan bersama dengan kebo biasa bersama-sama narik pedati.
Dan dari German oleh Raden Saleh:
Minggu malam sehabis menikmati seafood Kalimati yang "rasa restaurant, tempat dan harga kaki lima" itu berangkat lah gue dengan seorang teman ke Galeri Nasional. Kami berdua sama sekali tidak mengerti tentang lukisan, tapi bukan berarti kami tidak boleh menikmati kan?
Lukisan Raden Saleh yang gue tahu dan terkenal adalah yang berjudul "Penangkapan Pangeran Diponegoro", itu juga karena gue tahu karena lukisan itu ada di buku paket waktu gue SD. Dan seinget gue, ada 3 wajah Raden Saleh dalam lukisan tersebut.
Bapak Modernista Jawa |
"Horse in Landscape"
Di lukisan itu terlihat dengan jelas, buntut kuda yang sangat hampir rata.
pertanyaannya adalah, apakah pada jaman itu ada tukang cukur buntut kuda? atau ada ritual apa yang membuat kuda tersebut harus digunting rata pada ujung buntutnya? atau kah memang dari lahir si kuda itu sudah rata buntutnya??
Sayangnya gue tidak menemukan kertas laminating berisi sejarah lukisan itu.
Lalu lukisan selanjutnya berhasil menarik hati gue adalah lukisan ini:
Sayang, gue lupa apa judul lukisan ini. Tapi kalau boleh gue ren-named itu lukisan, gue akan beri nama "Dia Kebo Bule", ternyata pada masa itu Kebo Bule tidak hanya jalan keliling ketika malam 1 Suro saja, bahkan dia jalan bersama dengan kebo biasa bersama-sama narik pedati.
Dan dari German oleh Raden Saleh:
Komentar
Posting Komentar